watch sexy videos at nza-vids!
WWW.CERITAINDO.SEXTGEM.COM

Find us On Facebook and Twitter
facebook.jpg | twitter.jpg

PERAWANIN GADIS TOMBOY

Namaku Indra, seorang mahasiswa dari jogja
umurku sekarang 21 tahun. Kisah ini adalah kisah
nyataku yang aku alami bersama dengan anak
tetanggaku sekitar 1 tahun yang lalu. Waktu itu
aku masih kuliah dan Ayu, sebut saja begitu,
umurnya masih sekitar 18 tahun dan baru saja
lulus dari SMU.
Ayu orangnya supel dan mudah bergaul dengan
siapa saja. Maka dari itu semua orang
dilingkungan tempat tinggalku kenal dengan dia.
Selain itu juga Ayu aktif dalam berbagai kegiatan
dilingkungan kami seperti halnya karang taruna
dan dia selalu terpilih menjadi ketua panitia dalam
setiap kegiatan dilingkungan kami. Sifatnya yang
energik itulah yang disukai siapapun. Satu lagi
sifat yang sulit dipisahkan darinya yaitu, dia
seorang gadis tomboy, walaupun dia sering
marah jika disebut begitu.
Sikap Ayu padaku sudah seperti adikku sendiri.
Dia seringkali main ke rumahku untuk sekedar
bercengkerama dengan keluarga kami. Dan juga
pada tetangga yang lain dia juga begitu. Karena
begitu akrabnya denganku sehingga dia sering
keluar masuk kamarku untuk sekedar
membangunkanku dari tidur mengajakku
bercanda atau kadang-kadang dia juga tak segan
untuk curhat denganku.
Kebiasaan itulah yang selalu dilakukannya hingga
pada suatu saat aku lupa mematikan komputer
yang ada di kamarku setelah aku mengerjakan
paper untuk mata kuliah Ilmu Sosial Dasar
semalam suntuk. Karena kelelahan aku tertidur
dimuka komputer dan aku tinggalkan
komputerku dalam keadaan menyala. Sebagai
anak muda menyimpan gambar-gambar porno
dari disket ke disket atau bertukar VCD porno
adalah hal yang wajar diantara aku dan teman-
temanku. Rasa khawatirku muncul dan aku
bergegas bangun.
".. Mas, koq komputernya enggak dimatiin sih..?"
tanya Ayu sambil menggeser-geser mouse.
Untung saja ia hanya main game solitaire. Aku
banting lagi tubuhku yang masih setengah
nyawa ke kasur busa yang ada dilantai.
".. Iya.. Semalem.. Abis ngerjain tugas.. Aku
ketiduran, Yu.." kataku sambil bermalas-malasan
dikasur.
".. Iya.. sudah sana mandi..! Mana bau ih.. sudah
sana..!" bentak Ayu sambil bercanda menirukan
gaya Ibuku yang biasa membangunkanku
dengan kata-kata itu.
".. Hoahh..!!" aku menguap sambil menggeliat
mengumpulkan nyawa.
".. Idih.. Baunya kemana-mana.. sudah sana
mandi.. mau mandi enggak.. Hah?!" kata Ayu
sambil merapat padaku dan memukul guling ke
mukaku..
".. Aduh.. Duh.. Aduh.. He.. He.. He.. Aduh..!!"
aku pura-pura sakit sambil tertawa terkekeh.
".. sudah.. Sana.. Mandi.. Sana!!" bentak Ayu
sambil terus memukul-mukul dengan bantal ke
mukaku
Tak tahan diserang bertubi-tubi aku akhirnya
menyerah dan bergegas ke kamar mandi sambil
mengambil handuk dan pakaianku. Hari itu hari
sabtu jadi aku tak perlu tergesa-gesa karena hari
itu hari libur. Ada yang aneh karena Ayah dan
Ibuku yang biasanya ada dirumah kini tidak ada.
Setelah itu aku kembali ke kamarku.
".. Yu.. Ibu sama Ayahku kemana..?" tanyaku
pada Ayu
".. Lho.. Mas.. Koq.. enggak tahu sih..?" Ayu
balas bertanya
".. Nggak.. Ada apa..?" tanyaku lagi..
".. Ibu sama Ayah Mas.. Tadi pagi sudah
berangkat ke Bekasi.. Katanya mau lihat anaknya
Mas Robi.." cerita Ayu.
Mas Robi adalah abangku. Anaknya yang juga
adalak keponakanku yang umurnya baru 2 tahun
sakit. Ayah dan Ibuku menengok keponakanku
yang adalah cucu mereka juga.
".. Oh.." aku baru mengerti.
".. Iya.. Nah tadi Ayah sama Ibu Mas Yanto nitip
rumah ke aku.." kata Ayu.
".. Oh.." sahutku.
".. Ah.. Oh.. Ah.. Oh.. Apanya sih..?!" hardik Ayu
sambil bercanda.
".. Ah.. Nggak.." kataku sambil memperhatikan
Ayu.
Wajah Ayu sepertinya biasa-biasa saja. Hanya
kulitnya yang putih mulus yang membuatnya
terlihat cantik. Rambutnya yang dipotong pendek
semakin membuat ia kelihatan tomboy.
Tubuhnya sintal dan padat menyiratkan kalau ia
seksi. Dalam hatiku ingin sekali menikmati
tubuhnya itu yang aku rasa lebih nikmat
daripada pelacur kelas kakap sekalipun. Aku atur
strategi bagaimana caranya supaya aku bisa
menikmati tubuhnya.
".. Kenapa sih, Mas..?!" tanya Ayu yang
membuat lamunanku buyar seketika.
".. Akh.. Nggak.. Eh.. Ayu sudah sarapan
belom..?" tanyaku mengalihkannya.
".. Kenapa sih.. Mau Ayu buatin yah..?" kata Ayu.
".. Aduh kamu tuh baik sekali sih.." kataku
memujinya.
".. Iya dong.. Siapa dulu dong.. Ayu.." katanya
membanggakan diri sambil meinggalkan
kamarku.
Aku buka gambar-gambar porno di folderku.
Aku pajang besar-besar untuk memancing Ayu
supaya melihatnya. Aku ingin tahu reaksinya.
Tak lama kemudian memanggilku.
".. Mas sudah tuh.." katanya.
Aku meninggalkan komputerku dalam keadaan
gambar terdisplay besar-besar dimonitor.
Perkiraanku benar saja. Ayu kembali ke
kamarku. Aku sengaja membiarkannya melihat
gambar-gambar porno itu karena ingin tahu
reaksinya. Sementara itu aku sarapan diruang
makan. Setelah itu aku kembali ke kamarku.
Tak kusangka dan tak kuduga Ayu ternyata
membolak-balik gambar-gambar yang ada
difolderku sambil melihat gambar-gambar yang
lain. Aku hanya memperhatikannya dimuka
pintu tanpa sepengetahuannya. Aku tak bisa
melihat wajahnya karena ia membelakangiku
entah bagaimana mimik mukanya. Perlahan aku
dekati dia berbicara.
".. Ehm.. Lagi ngapain, Yu..?" tanyaku.
".. Ehm.. Nggak.. Eh.. Eh.. Aduh.. Maaf.. Yah,
Mas.. Eh.. Ayu nggak sengaja.. Maaf sudah
buka-buka foldernya Mas.." kata Ayu. Ku lihat
mukanya merah dan berkeringat.
".. Ah.. Nggak pa-pa.. Koq.. Itu juga buat
ngilangin stress aja.." kataku dengan ringan.
".. Aduh.. Gimana.. Nih. Maaf yah.. Mas.." kata
Ayu memohon maaf padaku. Padahal aku tahu
kalau Ayu malu setengah mati.
".. Enggak.. Nggak pa-pa.. Koq.." kataku lagi.
Kali ini aku menuntun tangannya yang
memegang mouse supaya lebih aktif lagi
membuka gambar yang lain. Aku rasakan
keringat dingin yang membasahi tangan Ayu.
".. Rileks aja oke.." kataku sambil meniup
tengkuk leher Ayu. Teknik ini untuk
membangkitkan birahi wanita.
".. Emh.. Mas.." sahut Ayu.
".. Tuh lihat.. Ditunggingin gitu terus ditubles deh
pantatnya.." kataku mengomentari gambar
doggy style.
".. Ih.. Masak sih.. Mas.. Hiiy.. Jorok.. Ih..!" kata
Ayu terkaget-kaget.
Tanganku membimbing tangannya yang
memegang mouse untuk melihat gambar
selanjutnya. Kali ini gambar seorang gadis
mengulum-ngulum penis pria yang berukuran
besar dan panjang.
".. Kalau yang ini.. Serem.. Ah.." bisikku sambil
terus meniup tengkuk lehernya.
".. Ih.. Jijik.. Ih.. sudah ah, Mas.. Liat yang lain
aja.." bisik Ayu
Tanganku terus membimbing tangannya yang
memegang mouse hingga gambar berikutnya.
Kali ini gambar vagina yang dijilati oleh pria. Ayu
terbelalak.
".. Tuh.. Dijilatin.. Tuh.. Enak kali yah..?!" bisikku
ditelinganya.
".. Ih.. Apa nggak jijik tuh, Mas..?!" tanya Ayu
terheran-heran.
".. Nggak.. Enak.. Koq.. Liat aja tuh cowoknya ke
enakkan gitu.." kataku.
".. Ih.." Ayu masih terlihat jijik.
".. Kalau kamu mau.. Mas mau tuh jilatin.."
bisikku sambil menawarkan.
".." Ayu diam saja
".. Gimana, Yu.. Kamu mau nggak.. Enak koq.."
rayuku.
".. Engh.. Nggak.. Ah.." kata Ayu.
".. Ih.. Enak.. Enak banget.. Koq, Yu.." rayuku
lagi.
".. Mas.. Nggak jijik..?" tanya Ayu.
".. Nggak sayang.. Malah.. Mas yang keenakan.."
rayuku lagi.
".. Ih.. Eng.." Ayu masih jijik.
".. Oke deh.. Gimana kalau mulai dengan ini
dulu.." kataku sambil mengulum bibirnya dalam-
dalam.
".. Emh.." hanya itu suara yang aku dengar dari
mulut Ayu.
Aku yang berdiri dibelakang Ayu kali ini
mengulum bibir Ayu dalam-dalam. Ciumanku
aku arahkan ke tengkuk lehernya sambil kujilati
tengkuk leher yang putih mulus itu.
". Emh.. Mas.. Ohh.." hanya itu suara dari mulut
Ayu membalas seranganku.
Ciuman dan jilatanku aku arahkan ke dagu dan
leher Ayu terus ke bawah. Tapi kausnya masih
menghalangi aksiku.
".. Ayu.. Bajunya, Mas.. Buka yah..?" bisikan
rayuanku.
".. Emh.." hanya itu suara yang keluar dari mulut
Ayu. Aku tak tahu apakah itu berarti ya atau
tidak.
Perlahan-lahan aku tarik bajunya Ayu tak
memberontak sedikitpun. Aku teruskan menarik
kaus itu hingga terlepas. Tak ku sia-siakan
kesempatan ini sambil terus membuka BH-nya.
Aku tarik kancing BH-nya yang berukuran 36B.
Aku lihat tulisan itu pada tanda label pada BH-
nya. Kini tubuh Ayu sudah topless dan siap aku
gempur bagian atasnya. Perlahan-lahan aku
papah Ayu ke kasur yang ada dilantai kamarku.
Aku baringkan ia dan aku teruskan aksiku tadi.
".. Ayu.. Mau diterusin enggak nih.." tanyaku.
Aku takut nanti ia melapor pada orangtuanya
kalau ia diperkosa.
".. Engh.. Mmhh.. Main atas aja yah.. Mas..
Sshtt.." pintanya dalam keadaan horny.
Rupanya Ayu sudah beberapa kali main pas foto
dengan teman-temannya dulu waktu disekolah.
Jadi ia sudah tak heran lagi dengan yang
beginian.
Kali ini bibirku mengulum dan lidahku menjilati
buah dada yang bulat dengan puting susu
berwarna coklat kemerahan mengacung ke atas.
Aku mengulumnya sambil lidahku memainkan
puting susu itu. Tanganku menggerayangi buah
pantatnya yang padat berisi. Aku teruskan
dengan membuka celana pendek yang
dikenakannya. Kali ini Ayu agak bertahan. Dia
tidak mau menaikkan pinggulnya supaya
celananya mudah diperosotkan. Sementara itu
aku melepaskan celana pendek kolorku dan juga
kausku hingga aku hanya celana dalam saja.
".. Emh.. Jangan.. Mas.. Sshh.." pinta Ayu dalam
desahannya.
".. Gimana.. Mas.. Bisa ngejilatin itunya Ayu..?"
tanyaku.
".. Engh.. Jangan.. Mass.. Sshh.. Main atas aja.."
pinta Ayu.
".. Nggak koq.. Yu.. Mas Cuma mau liat ama
jilatin itunya kamu aja.. Mas nggak akan ngapa-
apain deh.." rayuku.
Setelah itu Ayu seperti membolehkanku. Terbukti
kali ini ia mengangkat sedikit pinggulnya supaya
celananya bisa diperosotkan. Aku ambil dua
sekaligus celana dalam dan celana luarnya
sehingga Ayu langsung telanjang bulat. WOW!
Kini tubuh yang selama ini aku idam-idamkan
terpampang jelas di depan mata.
".. Ih.. Mas.. Tapi Mas.. Jangan yah.." pintanya
supaya aku juga tidak telanjang.
".. Lho.. Kenapa sayang..?" tanyaku.
".. Engh.. Jangan.. Deh.." pintanya lagi sambil
kedua tangannya mencoba menutupi bagian
paling pribadinya.
".. Kenapa.. Kamu takut..?" tanyaku.
".. Engh.. Cukup deh.. Gini aja.. Ayu takut, Mas.."
katanya dibalik nafasnya yang menderu.
Aku tahu kalau Ayu masih perawan dan aku
juga tak mau merusaknya. Hanya ingin
memainkannya saja. Aku perhatikan bentuk
tubuh Ayu yang benar-benar indah itu. Buah
dada yang bulat dengan puting susu coklat
kemerahan mengacung menantangku. Perut
yang mulus putih bersih dan kencang. Paling
utama bagian dibawah perut yang ditutupi bulu-
bulu halus. Dibalik bulu halus itu terdapat
bongkahan daging merah dengan celah yang
sempit dari situ tersembul seonggok daging kecil
seperti kacang merah merekah.
".. Ayu.. Punya kamu indah.. Banget.. Sayang.."
kataku sambil mendekati vaginanya dan
langsung mengulumnya..
".. Oufh.. Sshhtt.. Engh.. Emh.. Sshtt.. Ough.."
Ayu melenguh dan mendesah penuh
kenikmatan ketika bibirku mengulum bibir
vaginanya.
".. Gimana enak.. Kan sayang..?' bisikku.
".. Emh.. Sshtt. Ough.. Sshhtt.. Ough.. Sshhtt..
Ough.." suara desahan itulah yang keluar dari
mulut Ayu.
Aku kulum-kulum kelentitnya sambil sesekali
lidahku menerobos celah sempit dibawah
kelentitnya. Aku julurkan lidahku dalam-dalam
hingga lidahku aku merasakan seperti ada yang
menghalanginya. Aku semakin yakin kalau Ayu
masih benar-benar perawan. Sementara itu
cairan putih bening tak henti-hentinya keluar dari
kelentitnya membasahi lidah dan bibirku. Aku
jilat dan aku hisap lalu aku telan cairan
kenikmatan itu seperti halnya aku kehausan.
Cukup lama juga aku menjilati liang vagina itu.
Sambil mulutku bermain di liang vaginanya
tanganku melepas celana dalamku. Satu-satunya
kain penutup tubuhku yang menutupi batang
penisku. Tanpa sepengetahuannya aku berhasil
melepas celana dalamku. Kini tubuhku dan tubuh
Ayu sama-sama polos dan telanjang bulat. Kali
ini tinggal Ayu saja yang menentukan apakah
boleh atau tidak batang penisku yang sudah
panjang dan keras untuk menerobos liang
vaginanya.
Tak lama kemudian nafas Ayu semakin cepat
dan mulutnya meracau seperti ingin menjerit.
".. Auwfh.. Sshtt.. Engh.. Emh.. Augh.. Enaxx..
Mmasshh.. Sshtt.. Ough.." begitu erangnya dan
kali ini aku tahu kalau Ayu sedikit lagi akan
mencapai orgasme.
Disini aku atur siasat. Aku hentikan jilatan dan
kulumanku ke liang vagina Ayu hingga Ayu
hampir sadar. Wajahnya yang tadi merekah kini
perlahan-lahan kembali normal. Ada sedikit
kekecewaan diwajah Ayu.
".. Ayu.. Sayang.. Kamu mau.. Kan..?" tanyaku.
".. Mas.. Engh.. Ayo dong.." begitu pinta Ayu
ditengah-tengah desahan nafasnya yang
tersengal.
".. Iya.. Sayang.. Tapi kamu mau.. Nggak..?"
tanyaku lagi.
".. Iya deh.. Mas.. Ayu mau apa aja yang Mas
suruh.. Tapi.." aku melihat Ayu seperti mengiba
padaku.
".. Oke.. Deh.. Punya.. Mas.. Boleh kan
dimasukin..?" tanyaku.
".. Iya.. He.. Eh.. Egh.. Ayo.. Dong.." Ayu
meminta padaku.
".. Ayo.. Apa.. Ayo.. Apa.. Sayang.." tanyaku
pura-pura.
".. Ayu mau yang tadi.." pinta Ayu.
".. Yang tadi.. Yang mana..?" tanyaku pura-pura.
".. Engh.." Ayu meminta dengan manja sambil
menjambak rambutku dan mengarahkan pada
liang vaginanya.
".. Yang ini sayang.. Emgh." aku teruskan lagi
jilatanku..
".. Iyah.. Ough.. Emh.. Yesshh.. Ough. Emh..
Sshhtt.. Oufh.. Sshhtt.. Oughh.." begitu desah
Ayu menimpali jilatanku hingga Ayu hampir
orgasme lagi dan..
".. Ayu.. Mas.. Boleh yah.. Masukin.." tanyaku
sambil batang kontolku sudah menunggu dibibir
vaginanya.
".. Emggh.." Ayu mendesah sambil matanya
terpejam dan siap menerima batang kontolku.
".. Boleh.. Nggak sayang.. Emh..?" tanyaku
sambil memainkan batang kontolku dibibir
vaginanya .
".." Ayu terdiam namun ia sediki mengangkat
pinggulnya dan aku langsung siap
mencobloskan batang penisku yang sudah keras
dan panjang ini ke liang vaginanya. Namun baru
didorong sedikit batang penisku seperti terpeleset
begitu terus menerus hingga..
".. Augh.. Sshhtt.." Ayu merintih.
".. Dikit.. Lagi. Yah.. Sayang.. Enaxx.. Koq.."
rayuku.
".. Augh.. Pelan-pelan.. Mas.. Aduh.. Sshhakit.."
rintih Ayu aku lihat sedikit airmata dimatanya.
Aku dorong perlahan-lahan batang penisku
hingga
".. SLEB.. SLEB.. BLESS!!" batang penisku berhasil
amblas ke liang vagina Ayu.
Aku diamkan sesaat batang penisku didalam
liang vagina Ayu. Aku biarkan otot-otot vagina
Ayu supaya terbiasa dulu dengan batang
penisku yang baru saja menerobos liang
vaginanya. Batang penis yang selama ini belum
pernah menerobos liang vagina Ayu kini
merintih.
".. Sshhtt.. Auh.. Sshhtt.. Sakit.. Mas." aku lihat
sedikit airmata dimata Ayu.
".. Iya.. Sayang.. Aku tahu.. Sebentar lagi enak
koq.. Yah.." kataku sambil mengulum bibirnya.
Setelah itu aku liukkan perlahan-lahan pinggulku
untuk memainkan batang penisku didalam liang
vagina Ayu. Ayu yang tadi merintih kesakitan
kini kembali mendesah penuh kenikmatan.
".. Oufh.. Sshhtt.. Engh.. Emh.. Sshtt.. Ough.."
begitu suara desahan Ayu mengiringi liukan dan
terjangan batang penisku
".. Ouh.. Yu.. Kamu enaxx.. Banget.. Yu.. Egh.."
kataku memuji-mujinya.
Posisi tubuh kami aku atur. Kaki Ayu aku
lingkarkan dipinggulku dan kedua kakiku terlipat
supaya batang penisku benar-benar pada posisi
yang enak diliang vagina Ayu. Permainan ini
terus berlangsung hingga dua puluh menit
kemudian.
".. Ough.. Eghh.. Ough.. Ough.. Egh.. Emh..
Sshhtt.. Ough.. Shhtt.. Ouggh.. Sshtt.. Ough.."
mulut Ayu mendesah-desah penuh kenikmatan
sambil meracau.
".. Masshhtt.. Augh.. Enaxx.. Banget.. Mmhh..
Sshhtt.. Oughh.. Sshhtt.. Ough.. Shhtt.. Ough.."
tangan Ayu memeluk punggungku erat-erat
sambil kedua kakinya mencengkram erat-erat
pinggangku. Ayu sebentar lagi orgasme.
".. Tenang.. Sayang.. Aku juga bentar lagi..
Koq.." kataku sambil mempercepat liukkan
pinggulku dan akhirnya..
".. Augh.. Augh.. Aarghh.. Emh.. Emh.. Ouh.."
Ayu mengerang panjang dan diakhiri dengan
desahan-desahan lambat. Aku rasakan otot-otot
divaginanya berdenyut-denyut seperti menyedot
batang penisku. Diperlakukan begitu, batang
penisku jadi terasa berdenyut-denyut akan ada
yang keluar lalu tak lama kemudian.
".. Oooh.. Ayuu.. Enaxx.." kataku sambil diikuti
dengan semburan cairan kenikmatanku
menembak dirahimnya.
CROT.. CROT.. CROTT..! batang penisku
menyemprotkan cairan sperma penuh
kenikmatan. Aku merasakan denyutan-denyutan
yang dahsyat dibatang penisku. Setelah itu bibir
kami berpagutan sambil menikmati sisa-sisa
kenikmatan orgasme yang kami rasakan.
Perlahan Ayu mengendorkan cengkeramannya
dan kembali rileks.
".. Makasih banget yah, Yu.. Kamu mau begini
sama aku.." kataku sambil membelai rambutnya.
".. He-eh.. Makasih juga yah, Mas.. Ayu enggak
sia-sia kehilangan keperawanan kalau seenak
ini.." kata Ayu yang membuatku kaget.
".. Jadi kamu nggak nyesel..?" tanyaku.
".. Nggak.. Eh.. Malah.. Ayu jadi ingin dan ingin
terus beginian sama.. Mas.." sahutnya blak-
blakan.
".. Eh.. Bagus deh.." kataku sambil menariknya
ke pangkuanku dan kami kembali berciuman.
Lalu setelah cukup terangsang aku dan Ayu
kembali bersenggama dengan berbagai posisi.
Hari itu tak kurang dari empat kali kami
bersenggama di kamar hingga siangnya kami
sama-sama kelelahan lalu tertidur. Sorenya
setelah bangun dari tidur kami mandi berdua
dan masih melakukannya di kamar mandi.
Setelah kejadian itu aku dan Ayu masih
melakukannya jika ada kesempatan hingga
setahun kemudian. Ayu pindah ke daerah untuk
kuliah. Hingga detik ini aku tak tahu bagaimana
kabarnya ia sekarang ini.
Tamat


Adult | GO HOME | Exit
1/2728
U-ON

inc Powered by Xtgem.com